Selasa, 24 Desember 2013

LAPORAN KPM DESA MONTOK 2013

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kaji tindak (action research) merupakan jenis penelitian yang cukup banyak dan telah lama dilakukan di Indonesia, namun secara umum dapat dikatakan bahwa pelaksanaannya masih kurang mengakomodasi aspirasi masyarakat . Oleh  karena itu, menggunakan metoda kaji tindak yang partisipatif (participatory action research) perlu direkomendasikan.
Kegiatan kaji tindak partisipatif memerlukan waktu pelaksanaan yang relatif lama dan banyak tergantung pada inisiatif masyarakat guna menentukan kebutuhan prioritas.   Selain itu kegiatan kaji tindak partisipatif memiliki beberapa komponen yang bersifat dua arah, yaitu dari pihak pelaksana ke masyarakat dan sebaliknya.  Komponen-komponen tersebut meliputi : (a) transfer informasi dari pihak pelaksana kepada masyarakat maupun dari masyarakat ke pelaksana; (b) penyadaran terhadap masyarakat tentang  masalah dan potensi yang mereka miliki (terjadi dua arah); (c) proses motivasi masyarakat untuk mengatasi masalah mereka sendiri; (d) transfer inovasi dan memotivasi masyarakat untuk menerapkan inovasi dan hasil perbaikannya, serta (e) pelembagaan penerapan inovasi.
Kaji tindak pemberdayaan masyarakat di wilayah tertinggal ini dilaksanakan dalam jangka waktu lama sedikit, tujuannya adalah : (a) membuat data base profil masyarakat, terutama ekonomi, sosial, politik, pendidikan, kesehatan, kehidupan beragama, program pembangunan yang ada, tata nilai, struktur masyarakat dan sikap serta ciri-ciri budaya setempat; (b) membuat data base potensi lingkungan fisik lokasi kegiatan, terutama tanah, iklim, infrastruktur dan potensi sumberdaya yang ada dan dapat dikembangkan; (c) membuat data base usaha tani dominan, khususnya berkaitan dengan kesesuaian komoditi berdasarkan agroklimat, teknologi, pasar, sumber modal dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kepemilikan lahan, jenis komoditas utama, jenis ternak utama dan ketersediaan produk pertanian; (d) memfasilitasi tersusunnya perencanaan  kegiatan masyarakat secara partisipatif, khususnya model alternatif  pengembangan sistem pertanian terpadu serta  mengembangkan jaringan kerja sama antara kelompok/masyarakat dengan pihak luar, seperti pedagang, pengusaha, instansi pemerintah secara luas.
B.     Tujuan KPM Particpatory Action Research (PAR)
Pengabdian kepada masyarakat adalah salah satu dharma dari tugas pokok perguruan tinggi. Melalui tugas pengabdian ini diharapkan dapat menjembatani kesenjangan perguruan tinggi dengan masyarakat secara berkesinambungan melalui perluasan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam rangka meningkatkan taraf kehidupan mereka. Sebagai salah satu perguruan tinggi Islam. Tujuan dari pada kuliah pengabdian masyarakat yang berbasis participatory action research adalah :
Kpm partisipatif bertujuan untuk :
1.      Melatih pemahaman, penalaran, kepekaan dan penerapan metodologi patisipatif secara interdisipliner bagi peserta;
2.      Mengembangkan potensi peserta sesuai bidang keilmuan dalam pemberdayaan masyarakat secara kreatif, inovatif, mandiri, dan kolektif;
3.      Membekali pengalaman pbelajar dan bekerja secara langsung bagi peserta dalam menghadapi berbagai permasalahan yang kompleks dan cara menghadirkan solusi bersama masyarakat.
C.    Metodologi PAR dan teknik PRA
Metode dalam pelaksaan pembekalan KPM partisipatif adalah menggunakan metode pendidikan orang dewasa dengan memperbanyak melakukan aksi dan refleksi. Bentuk-bentuk metode meliputi: tugas praktik lapangan berupa fieldnoteyang dihasilkan dar wawancara, observasi, analisis dokumen. Metode yang lain adalah metode diskusi dan persentasi guna memperoleh feedback
D.    Posdaya Masjid sebagai Model Pemberdayaan Masyarakat
Posdaya adalah forum silaturahmi, komunikasi, advokasi dan wadah kegiatan penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu. Dalam hal-hal tertentu bisa juga menjadi wadah pelayanan keluarga secara terpadu, yaitu pelayanan pengembangan  keluarga  secara  berkelanjutan,  dalam berbagai  bidang,  utamanya  kesehatan,  pendidikan  dan wirausaha, agar keluarga bisa tumbuh mandiri di desanya. Oleh karena itu program advokasi dan pemberdayaan pembangunan  yang  ditawarkan  dalam  Posdaya  adalah program-program yang mendukung penyegaran fungsi-fungsi keluarga, yaitu fungsi keagamaan, fungsi budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi dan kesehatan, fungsi pendidikan, fungsi ekonomi, dan fungsi lingkungan.
 Penguatan fungsi-fungsi utama tersebut diharapkan memungkinkan setiap keluarga makin mampu membangun dirinya menjadi keluarga sejahtera, keluarga yang mandiri, dan keluarga yang sanggup menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik. Dalam melaksanakan fungsinya, Posdaya merancang kegiatan  sesuai  dengan  kemampuan  masyarakat  dan anggotanya sehingga pelaksanaan kegiatan itu bisa dilakukan oleh, dari dan untuk masyarakat dan keluarga setempat. Atau dengan pengertian lain, kegiatan tersebut dilaksanakan atas dasar kemampuan dan swadaya masyarakat sebagai upaya memberdayakan keluarga sejahtera dan membangun kesejahteraan rakyat secara luas. Dari pengertian tersebut, beberapa hal perlu diperjelas antara lain :
Posdaya,  bukan  dimaksudkan  untuk  mengganti pelayanan  sosial  ekonomi  kepada  masyarakat  berupa pelayanan terpadu,  tetapi  semata-mata  dimaksudkan untuk  mengembangkan forum pemberdayaan masyarakat secara terpadu yang dinamis, yaitu pemberdayaan pembangunan kesadaran masyarakat secara mandiri sehingga dapat pemberdayaan secara mandiri sehingga dapat melepaskan diri dari keterbelengguan.
Terpadu berarti dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pembinaan dan evaluasi melibatkan berbagai petugas atau sukarelawan secara terkoordinir, yaitu petugas  pemerintah,  organisasi sosial, dan unsur-unsur masyarakat. Penyerasian  dinamis  disini  berarti  diperlukan  adanya keserasian dalam hal memadukan kepentingan masyarakat  dan  kemampuan penyediaan  bantuan  profesional  dari pemerintah dan swasta yang disediakan untuk mendukung kegiatan. Posdaya dikembangkan secara bertahap, mulai yang bersifat sederhana dengan kegiatan terbatas sampai akhirnya paripurna tergantung dukungan masyarakatnya. Posdaya paripurna merupakan forum pemberdayaan yang bervariasi, dimana sebagian besar pengelolaan dan pembiayaannya dikelola dan berasal dari anggota masyarakat.
Kuliah Pengabdian kepada Masyarakat (KPM) merupakan salah satu bentuk implementasi Catur Dharma Perguruan Tinggi yakni pengabdian masyarakat. Namun demikian, KPM bukan sekedar kegiatan implementasi tetapi juga merupakan bagian dari kurikulum akademik. Namun juga sebagai wujud dari pengabdian kepada masyarakat. Penyelenggaraan KPM Partisivatif berbasis Posdaya Masjid diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat secara nyata, selain itu sebagai kiprah mahasiswa sebagai agent of change dapat meng-implementasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah untuk membantu masyarakat secara langsung dalam bentuk fasilitator dan motivator yang diharapkan dapat membantu tugas pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pelaksanaan KPM yang berbasis POSDAYA Masjid dengan menggunakan metodologi PAR (Partisipation Action Risearch) dan PRA ( Partisipations Rulal Aprasial) memiliki tujuan yaitu dapat membentuk kesadaran dan kemajuan komunitas besar (masyarakat) secara mandiri dari komunitas yang sederhana atau kecil (Masjid). Sehingga dari komunitas kecil tersebut diharapkan mampu mengubah, memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
E.     Daur Program dan Daur Belajar
Desa Montok adalah salah satu desa di kecamatan Larangan yang memiliki wilayah yang cukup luas yang terdiri dari delapan dusun yaitu dusun Tabugah, Billaan, Petang, Morgajam, Platok, Bates, Pacanan dan Talang. Karena desa Montok memiliki wilayah yang cukup luas dan tidak didukung oleh akses yang memadai dari Mahasiswa KPM seperti alat tansportasi yang hanya dua buah sepeda motor. Maka kami secepatnya kami melakukan konsultasi kepada fasilitator agar diberi kemudahan bagi kami. Sehingga Fasilitator dan Pihak P3M memberikan keringanan kepada kami agar memfokuskan satu dusun di desa Montok yaitu pada dusun Platok.
Berikut adalah daur proram dan daur belajar selama kami melakukan KPM di dusun Plato desa Montok:
1.      Daur Program

3.Pelaksanaan
4.Monitoring dan evaluasi
2.Perencanaan
1.Penjajakan 
Langkah awal ketika kami telah samai dilokas KPM adalah melakukan penjajakan, yakni berbagai upaya dan kegiatan dalam mengumpulkan informasi mengeai dusun Platok desa Montok, yaitu dengan observasi dan wawancara, melakukan penelusuran wilayah, melakukan pemetaan, memuat kalendet musim, hubunan kelembagaan, pohon maslah, matrik rangking dan lain sebagainya. Setelah itu kami melakukan perencanaan yaitu dengan mengumpulkan masyarakat dalam rangka membahas posdaya yang akan dilakukan. Stelah melakukan dan membuat perencanaan, yaitu mengaplikasikan program posdaya yang telah terbentu bersama masyarakat. Dan yang terakhir melakukan pengawasan terhadap pelaksaaan dan bentuk posdaya yang telah selesai dibuat dan melakukan evaluasi selama berada di lokasi KPM.
2.      Daur Belajar

Melihat hubungan sebab akibat realitas sosial

Melihat
Potensi dan masalah  
Belajar dari masyarakat 
Belajar dari pengalaman
Melihat realitas sosial 

Selain melakukan pengabdian kepada masyarakat, baik dengan menyumbangkan berbagai inspirasi dan ide-ide segar, meotifasi dan menfasilitasi masyarakat agar memiliki pola pikir kedepan. Dalam melakukan KPM sebelum diterjunkan langsung ke masyarakat di daerah masing-masing kami harus banyak belajar di tempat KPM baik dengan melihat fenomena dari reaslitas, melihat hubungan sebab akibat dari  fenomena tersebut, banyak belajar dari masyarakat dan pengalaman, serta dengan melihat keadaan suatu tempat atau komunitas dan menemukan berbagai potensi dan masalahnya, kami dapat memiliki tambahan keilmuan yang baru.
Dari daur belajar diatas ditemukan potensi dan permasalahan yang terdapat di dusun Platok desa Montok yaitu; di dusun Platok mayoritas lahan pertanian terdiri dari lahan tegalan (tanah hitam) dan sebagian kecil merupakan lahan sawah (tanah galis). Mayoritas penduduk dusun Platok adalah petani yang memanfaatkan tanah tegalan untuk menanam berbagai jenis vegetasi berupa jagung, ketela pohon, tomat, jeruk, tembakau dan pisang. Karena akses air pada arel tegalan yang tebatas apalagi pada musim kemarau perlu memanfaatkan sumur bor yang memerlukan biaya, maka mayoritas petani dusun platok pada tiap musim memprioritaskan untuk menanam jagung dan Pisang. Sebab kedua tanaman tersebut tidak memerlukan pasokan air yang besar tidak seperti tembakau dan padi yang memerlukan pasokan air yang cukup besar pwerharinya. Uniknya lagi pola pikir masyarakat petani dusun platok secara umum telah maju dan dapat memanfaatkan segala potensi yang ada seperti penggunaan pupuk organik, pemanfaatan obat tradisinal, dan akhir-akhir ini mereka telah banyak menanam tanaman jeruk.
Di dusun Platok telah terdapat tempat pembuatan bibit padi, namun bibit tersebut malah dijual ke luar kota. Dan bibit padi dan jagung yang mereka gunakan berasal dari luar. Selain pada pertanian, disana jiga di dominasi oleh peternakan sapi dan kambing, hampir disetiap rumah penduduk memiliki sapi dan kambing. Menurut pernyataan Kepala Desa Montok, di desa Montok terdapat bebarapa usaha yang sangat potensial seperti tambak udang, Ayam petelur, sapi dan kambing serta tambak lele.[1]
Selain beberapa potensi tersebut, di Dusun Platok memiliki permasalahan di bidang keagamaan. Menurut Kyai Sahar permasalahan tersebut berawal dari diskomonikasi antar pengurus masjid, keadaan tersebut menyebabkan beberapa program yang telah tersusun tidak berjalan serta keadaan masyarakat desa montok yang lebih mementingkan urusan pribadi dan ekonomi sehingga mereka tidak memiliki kesempatan untuk shalat berjemaah kemasjid, jarang yang mengumandangkan adzan khususnya pada waktu dzuhur dan asyar. Dan lain sebagainya.[2]
Dari keadaan yang demikian, apalagi ada berbagai masukan dari masyarakat bahwasanya hampir ada pertikaian separti carok antar pengurus masjid Masjid Mabdaul Ihsan, sehingga kami hampir berputus asa untuk melaksanakan posdaya Masjid sebab hal itu kami nilai sebagai masyalah yang cukup serius. Namum kami tidak menyerah dan tetap optimis dengan banyak berkomunikasi dengan masyarakat dan dengan pengurus masjid khususnya remas sebagai upaya mengumpulkan data dan untuk meminta solusi  dan jalan keluar dari permasalahan tersebut.


BAB II
PENJAJAKAN KEBUTUHAN

A      Monografi Desa dalam angka
1.      Sejarah desa Montok
Asal mula nama desa montok yaitu pada awalnya kepala desa Thamrin bin Sudarmo pada tahun 1975 menemukan mentimun  dan kacang hijau ( dalam bahasa Madura disebut temon ben otok) yang terdapat diatas gumu’(gundukan tanah yang dibuat oleh rayap) yang terdapat di area makam Buju’ Agungdusun Betes. Dari hal itu kemudian kepala desa kemudian menjadikan dua nama tersebut menjadi sebuah nama desa yaitu Montok (temon ben otok).[3]
2.      Data Monografi Desa
a.       Luas dan batas Wilayah
Luas wilayah desa Montok adalah skala 350.335m2 yang terdiri dari delapan dusun yaitu:
1)    Platok       : 40.381 m2
2)    Morgajam : 80.080 m2
3)    Billaan      : 59.491m2
4)    Petang      : 31.714 m2
5)    Betes        : 34.530 m2
6)    Tabugah   : 6.020 m2
7)    Talang      :15.000 m2
8)    Pacanan    : 80.119m2
b.      Batas wilayah            :          
1)   Sebelah utara                    : desa taraban
2)   Sebelah selatan                 :desa artodung
3)   Sebelah barat                    : desa panagguan
4)   Sebelah timur                   :desa kaduara barat
c.       Kondisi geografis
1)   Ketinggian tanah dari permukaan laut     : 5m
2)   Banyaknya curah hujan                            : -
3)   Suhu udara                                               : 32 OC
d.      Orbitasi (jarak dari pusat pemerintahan)
1)   Jarak dari pusat pemeritahan                    :5 Km
2)   Jarak dari ibu kota kabupaten/kota          :15 Km
3)   Jarak dari ibu kota propinsi                      :145 Km
4)   Jarak dari ibukota negara                         :933 Km
e.       Pertanahan
1)   Status :
1)      Tanah kas desa/ kelurahan:
a)      Tanah bengkok/ ex bengkok :            35,09   Ha
b)      Tanah titisari                          :           --          Ha                  
c)      Tanah pangonan                    :           --          Ha
d)     Tanah desa lainnya                :           --          Ha
e)      Tanah  belum bersertifikasi    :           --          Ha
2)   Peruntukan :
a)      Jalan                                                              :           20        Ha
b)      Sawah dan ladang                                         :  207.875        Ha
c)      Bangunan umum                                           :           --          Ha
d)     Empang                                                         :           --          Ha
e)      Pemukiman/ perumahan                                : 101.376         Ha
f)       Jalur hijau                                                      :           --          Ha
g)      Pkuburan/ makam                                          : 3,900             Ha
h)      Lain- lain                                                       : 4.760 Ha
3)   Penggunaan :
a)      Industri                                                       :           -           Ha
b)      Pertokoan/ perdagangan                             :           1.040   Ha
c)      Perkantoran                                                 :           0.200   Ha
d)     Pasar                                                           ;           -           Ha
e)      Tanah wakaf                                               :           2.600   Ha
4)      Jenis Tanah
a.       Tanah sawah                                                     :           128      Ha
1.      Irigasi tehnis                                               :`          -           Ha
2.      Irigasi setengah tehnis                                :           20        Ha
3.      Irigasi sederhana                                         :           108      Ha
4.      Irigasi tadah hujan                                      :           -           Ha
5.      Irigasi psang surut                                       :           -           Ha
b.      Tanah kering:
1.      Perkarangan                                                : 101.376         Ha
2.      Perladangan                                                : 114.536         Ha
3.      Tegalan                                                       :           -           Ha
4.      Perkebunan negara                                      :           -           Ha
5.      Perkebunan swasta                                     :           -           Ha
6.      Pekebunan rakyat                                       :           -           Ha
7.      Tempat rekreasi                                           :           3.500   Ha
c.       Tanah yang belum dikelola
1.      Hutan                                                         
2.      Rawa
3.      Lain –lain
                               I.            Kependudukan
1.      Umum
a.       Jumlah penduduk desa Montok adalah:
1)      Perempuan           : 1683 orang
2)      Laki-laki               : 1467 orang
3)      Total penduduk    : 3150 orang
b.      Jumlah kepala keluarga adalah :
1)      Laki-laki               : 813
2)      Perempuan           : 161
3)      Total K.Keluarga : 974
2.      Jumlah penduduk menurut :
a.       Jenis kelamin:
1.      Laki –laki              : 1.526             orang
2.      Perempuan                        : 1.731             orang
Jumlah                   : 1.027             KK
b.      Kewarganegaraan :
1). WNI           : - laki- laki                 : 1.526             orang
                  : perempuan                 : 1.731             orang
                                 Jumlah                      : 3.257             orang
2).WNA           : Laki-laki                    : -
                           Perempuan                : -
                           Jumlah                       : -
3.      Jumlah penduduk menurut usia :
a.       Kelompok pendidikan
1). 00-03 tahun            :197     orang
2). 04-06 tahun            : 89      orang
3). 07-12 tahun            :350     orang
4). 13-15 tahun            :147     orang
5). 16-18 tahun            :205     orang
6). 19-keatas                :2.267  orang
                               b. kelompok tenaga kerja
1)      10-14 tahun          : 170    orang
2)      15-19 tahun          : 96      orang
3)      20-26 tahun          :299     orang
4)      27-40 tahun          : 140    orang
5)      41-56 tahun          : 171    orang
6)      57 keatas               : 731    orang
c.       Mata Pencaharian Penduduk
1)      Tani                       : 653 orang
2)      Buruh tani             : 97 orang
3)      Pedagang              : 51 orang
4)      Peternak                : 11 orang
5)      Nelayan                : 126 orang
6)      Pengrajin               : 6 orang
7)      Tukang                  : 22 orang
8)      Penjahit                 : 13 orang
9)      Dukun bayi           : 8 orang
10)  Sopir                     : 17 orang
11)  Dukun pijat           : 14 orang
12)  PNS                      : 29 orang
13)  Guru                     : 85 orang
14)  Polri                      : 5 orang
15)  TNI                       : 1 orang
16)  Dokter                  : 1 orang
17)  Bidan                    : 1 orang
18)  Mantri                   : 2 orang
19)  Veteran                 : -
20)  Pensiunan             : 18 orang
4.      Sarana peribadatan :
a.       Jumlah Masjid                                        :           4          Buah
b.      Jumlah Mushalla/Langgar/Surau            :           22        Buah
c.       Jumlah Gereja                                        :           -           Buah
d.      Jumlah Vihara                                        :           -           Buah
e.       Jumlah Pura                                            :           -           Buah
5.      Kesenian/Kebudayaan :
a.       Saran kidra                                          :           -           buah
b.      Gelanggang remaja                              :           -           buah
c.       Gedung kesenian                                 :           1          buah
d.      Gedung bioskop                                  :           -           buah
e.       Klub malam/discotique                        :           -           buah
f.       Gedung sandiwara/teater                    :           -           buah
g.      Lain-Lain                                             :           5          buah
B       Keadaan Dusun Platok Desa Montok
1.      Keadaan Sosial-Ekonomi
Kondisi sosial-ekonomi dusun platok adalah di dominasi oleh pertanian yaitu berupa pertanian jagung , sebab jika dilihat dari kondisi lahan hampir seluruh lahandusun Platok berupa tanah tegalan dan sebagian kecil lahan sawah (tanah galis). Selain jagung adalah padi, pisang, tembakau, kacang ijo, kacang tanah, ketela pohon, tomat, jeruk dan mangga.  Selain sebagai petani, di dusin platok juga terdapat 1 toko,  1 kios, 2 warung, 1 gudang.
Masyarakat dusun Platok juga bermata pencaharian sebagai pegawai seperti PNS, Guru, bidan, POLRI, dan pensiunan, dan ada juga yang menjadi wiraswasta seperti  pedagan, penjahit, nelayan, tukang, dukun pijat dan lain sebagainya.Semua macam pekerjaan penduduk dan  tempat perekonomian tersebut membantu masyarakat dalam memenuhi biaya hidup sehari-hari.Adapun secara rinci mata pencaharian masyarakat dusun Platok adalah sebagai berkut:
                                            a.            Tani                      : 85 orang
                                            b.            Buruh tani            : 35 orang
                                            c.            Pedagang              : 2 orang
                                           d.            Peternak               : 2 orang
                                            e.            Nelayan                : 2 orang
                                             f.            Pengrajin              : 1 orang
                                            g.            Tukang                 : 4 orang
                                            h.            Penjahit                : 3 orang
                                              i.            Sopir                     : 2 orang
                                              j.            Dukun bayi           : 2 orang
                                            k.            Dukun pijat          : 3 orang
                                              l.            PNS                      :1 orang
                                          m.            Guru                     : 20 orang
                                            n.            POLRI                 : 2 orang
                                            o.            TNI                       : -
                                            p.            Dokter                  : -
                                            q.            Bidan                    : 1 orang
                                             r.            Mantri                   : -
                                             s.            Veteran                 : -
                                             t.            Pensiunan             : 3 orang
Secara lebih rinci, jenis perkonomian masyarakat dan memiliki nilai perekonomia yang tinggi dalam meningkatkan perekonomia masyarakat  dusun Platok desa Montok adalah sebagai berikut:
                                            a.            Pabrik pembuatan wig
Pabrik wig tersebut merupakan milik personal yang berpusat di Surabaya, namun keberadaan pabrik wig di dusun platok dapat membantu perekonomian masyarakat. Masyarakat dusun Platok dijadikan sebagai tenaga kerja yang diberikan upah harian mulai dari jam 08.00 – 16.00 sebesar Rp 12.000 hingga Rp 15.000 perhari.[4]
                                            b.            Ayam petelur
Jumlah pemilik kandang ayam petelur di dusun Platok adalah dua orang yang rata-rata memiliki 1400 ekor ayam yang menghabiskan biaya operasional seminggunya Rp 700.000 perminggu terdiri dari pemberian pakan berupa konsentrat, dedak padi dan jagung. Dan mendapatkan penghasilan kotor Rp 300.000 perhari.
Sedangkan ayam petelur yang sudah tidak produktif langsung dijual dengan harga Rp 30.000 per ekor. Dalam pemasaranya,  telur ayam dan ayam yang tidak produktif   tesebut langsung diantarkan kepasar atau langsung didatanngi oleh pengepul.[5]
                                            c.            Pabrik empeng
Pabrik empeng ini dimiliki oleh pak Dafir yang memperoleh bahan mentah berupa jagung dari hasil pertaniannya sendiri namun ada juga yang didapat dengan membeli dipasar.Dalam pembuatan empeng tesebut dilakukan tiapa hari dan  ketika ada pesanan , jumlah produksi perharinya kurang lebih 5 kg. Namun jika ada pesanan, Pak Dafir dapat meningkatkan jumlah produksi sesuai dengan banyaknya pesanan.[6]
                                           d.            Kebun pisang krepek
Salah satu komuditas yang memiliki nilai jual yang tinggi didusun Platok adalah pisang kripik. Di dusun Platok kebanyakan  lahan pertanian  sudah ditanami pohon pisang kripik. Sebab harga tiap tandannya hingga dapat mencapai harga lebih dari Rp 100.000 . Karena memiliki nilai jual yang tinggi, masyarakat banyak menanam pohon pisang kripik. Sebab hal itu dapat nemingkatkan perekonomian masyarakat.[7]
                                            e.            Pembuatan bibit padi
Tempat pembuatan bibit padi ini dikelola oleh bapak Wahid Hasyim selaku kepala desa Montok, sebab beliau adalah pegawai pertanian memiliki basic dibidang pertanian. Pembuatan bibit padi ini masih menggunakan mesin tradional yang dilakukan oleh tiga orang pekerja.
Hasil produksi bibit padi tersebut selanjutnya dipasarkan ke daerah luar madura, sebab bibit tersebut lebih cocok ditanam diluar madura sebab hasilnya lebih baik daripada ditanam di madura.[8]
1.      Keadaan Soasial-Budaya
Kondisi sosial budaya masyarakat dusun Platok desa Montok tidak jauh berbeda dengan kondisi sosial masyarakat madura pada umumnya. Interaksi antar masyarakat masih sangat erat dan  telah tercipta kultur gotong royong sesama masyarakat. Masyarakat dusun Platok tetap menjaga keharmonisan dalam keluarga dan antar tetangga.[9] Dan jika ada kerabat dan tetangga mengalami musibah Seperti pada saat terjadi kematian salah satu warga, para kerabat dan tetangga dekat secara serempak berbodong-bondong untuk melakukan perawatan jenazah mulai dari pemakaman hingga tradisi pengajian selama tujuh hari. [10]
Selainterdapatkesenian local, diMontok juga terdapat arisan sapeh, arisan sapeh tersebut sebagai upaya dalam pelestarian dan peningkatan kualitas sapi madura.Arisan sapeh terdiri dari lima puluh empat anggota yang diketuai oleh pak Saruji , dan tiap anggota wajib iuran arisan sebesar Rp10.000 yang dilakukan secara bergilir. Dalam pelaksanaannya, arisan tersebut sama halnya seperti arisan pada umumnya. Uniknya tiap peserta diwajibkan menbawa sapi untuk di vaksinasi dan mendapat penyuluhan dari dinas peternakan. Tiap sapi yang divaksin, wajib membayar uang vaksin tiap sapi sebesar Rp 1000.[11]
2.      Lingkungan Hidup
Dusun Platok desa Montok merupakan daerah yang masih banyak terdapat pepohonan yang rindang dan tumbuhan hijau, kondisi alam tersebut sangat bermanfaat dalam menjaga kestabilan ekosisrtem dan kesehatan masyarakat. Hampir disemua tempat terdapat pepohonan dab tumbuhan hijau, selain itu disana juga terdapat saluran irigasi berupa sungai dan sumur bor yang masih memiliki kwualitas air yang masih sangat murni. Umumnya myasarakat menggunakan air tersebut untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci, air minum dan menyiram tanama.
3.      Sosial-Keagamaan
Seluruh warga dusun Platok desa Montok adalah penganut agama Islam.  Sehingga jika melihat kultur religius masyarakat dusun platok tidak jauh berbeda dengan warga muslim di Madura, disana banyak terdapat rirual keagamaan seperti tahlilan tiap malam jum’at, pengajian malam sabtu, pengajian muslimat pada malam jum’at, sambtu dan minggu siang, khatmil Qur’an pada malam Jum’at manis, khatmil Qur’an pada awal bulan Hijriyah dan lain sebagainya.[12]
Namun sayangnya sebagian besar masyarakat dusun  Platok masih memiliki kesadaran yang rendah untuk memakmurkan masjid, mereka masih cenderung mengutamakan kepentingan ekonomi dibandingkan Relegius.
Masyarakat lanjud usia atau manula di dusun platok umumnya lebih cenderung menyendiri, sebab mereka banyak yang mempelajari dan melakukan toriqah atau kebatinan.[13]
Didusun Platok desa Montok terdapat beberapa institusi keagamaan  tau peribadatan yaitu terdapat satu masjid bernama Masjid Mabdaul Ihsan, dan terdapat tiga Mushallah. Tempat-tempat peribadatan tersebut merupakan tempat berlangsungnya rutinitas peribadatan seperti shalat, belajar agama, mengaji dan lain sebagainya.
C      Kajian Teknik PRA
1.      Proses Fasilitas  Posdaya Masjid
Pada pelaksanaan  Kuliah Pengabdian kepada Masyarakat (KPM) yang bersifat Partisipatory Action  Research (PAR) dan Partisipatory Rular Apraisal (PRA)  yang dilaksanakan di dusun Platok Desa Montok kami fokuskan pada lima aspek  yaitu  aspek sosial-budaya,ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan  keagamaan . Pemetaan kelima aspek tersebut merupakan upaya kami dalam  mencari data tentang kondisi riil keadaan  dusun platok desa montok yang dilakukan oleh seluruh mahasiswa KPM yang di bimbing oleh fasilitator desa Montok Moh. Ali Al Humaidi, M.Si dan  Afifah Rayhani, M.Pd.  Pengumpulan informasi tentang keadaan desa dusun Platok kami lakukan selama masa KPM yaitu tiga puluh hari dari tanggal 18 November hingga 19 Desember 2013.
Dalam pelaksanaan posdaya Masjid, kami banyak berkomunikasi dengan masyarakat terutama dengan pengurus masjid Mabdaul Ihsan yaitu dengan Remaja dan Takmir Masjid. Kami juga banyak berkomunikasi dengan tokoh masyarakat terutama dengan ir. Wahid Hasyi, MM. Selaku Kepala Desa Montok dengan tujuan agar dapat memperoleh informasi lebih mendalam dan mendapatkan dukungan dalam pelaksanaan POSDAYA Masjid.
Sebelum melaksanakan posdaya Masjid, kami melukan pertemuan dengan mengumpulkan seluruh pengurus Masjid Mabdaul Ihsan beserta tokoh masyarakat untuk melakukan musyawarah dan menyusun program yang kami lakukan di Masjid Mabdaul Ihsan pada hari jum’at  tanggal 06 Desember 2013 jam 19.00 – 22.30 WIB.
2.      Catatan  Proses Penting Bersama Masyarakat Dan Jamaah Posdaya Masjid Sebagai Informasi Penting Yang Ditemukan .
Setelah kami banyak melakukan banyak komunikasi dan musyawarah dengan masyarakat tentang pelaksanaan posdaya masjid, ada beberapa informasi penting yang kami temukan dari hasil musyawarah yaitudi masjid Mabdaul Ihsan telah terjadi diskomunikasi antara anggota remaja masjid dengan pengurus takmir sehingga masjid hampir fakum dan nyaris tidak ada realisasi kegiatan yang telah terprogram oleh remaja masjid dan takmir. Selain itu juga disesbabkan oleh kesadaran masyarakat yang masih kurang terhadap kemakmuran masjid karena pada umumnya masyarakat desa Montok umumnya lebih mengutamakan urusan ekonomi.
Dari hasil musyawarah yang telah kami lakukan dengan pengurus masjid dan masyarakat tentang pelaksanaan posdaya masjid, ada beberapa hal yang kami sepakati yaitu: pertama, pembentukan regenerasi atau pembaharuan remaja masji. Kedua, pembentukan Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (BAZIS). Ketiga, pembuatan kolam lele sebagai tempat budidaya lele dumbo.
Pelaksanaan posdaya tersebut seluruhnya berasal dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Terutama dalam pembuatan kolam lele, semua pendanaan berasal dari masyarakat. Semua kebutuhan dalam pembuatan budi daya lele dumbo mulai dari penyediaan lahan, peralatan pembuatan kolam seperti terpal, bambu, bibi lele berasal dari hasil swadaya masyarakat. dalam pembentukan BAZIS dan kolam lele yang langsung dikelola oleh remaja masjid.
3.      Hasil  Yang Di Temukan ( peta, diagram venn, sketsa, bagan, matrik)
Dalam kegiatan Kulah Pengabdian kepada Masyarakat, banyak hal penting yang kami temukan yang  menunjang dalam pelaksaan KPM, hasil yang kami temukan dalam melaksanakan KPM  sebagai berikut:
                                   a.            Hasil penelusuran wilayah (trans-sector)
Hasil trans-sector di dusun Platok desa Montok sebagai berikut :
Sebagaimana terlihat pada gambar diatas, hasil trans-sector yang kami lakukan didusun Platok berupa tata guna lahan, dimana hampir seluruh wilayah dusun Platok adalah tanah tegalan dan sebagian kecil adalah tanah galis. Tanah tegalan dusun Platok ditanami berbagai jenis tanaman yaitu jagung,  tomat, kacang tanah, ketela pohon, jeruk, pisang, mangga, buah naga, kacang ijo dan lain sebagainya. Sedangkan tanah galis (sawah) digunakan untuk menanam padi, jagung, tembakau, tomat dan lain sebagainya.
Sedangkan pada area perumahan, lahannya berupa tanah hitam atau tegalan dikenal dengan jika ditempati bangunan , fondasi tidak boleh  melebihi kedalaman setengah meter karena jika melebihi itu bangunan akan goyanh dan  retak, sebab tanah  bagian dalamnya berupatana rajeh  atau tana reggeh.

                                   b.            Melakukan pemetaan (maaping)
Pemetaan atau Maaping  menggambar kondisi (fisikdansosial) wilayah (desa, dusun, RT, atau wilayah yang lebih luas) bersama masyarakat.  Tujuanteknik  PRA ini digunakan untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengungkapkan keadaan wilayah tersebut beserta lingkungannya. Hasilnya adalah peta atau sketsa keadaan sumberdaya umum desa atau peta dengan topik tertentu (peta topikal), sesuai kesepakatan dan tujuannya. Hasil  maaping dusun Platok yang telah kami susun bersama masyarakat sebagai berikut:
Dari hasil maaping diatas diketahui bahwa didusun Platok hampir setiat rumah warga terdapat hewan ternak yaitu sapi, kambing, ayam. Disana juga terdapat beberapat tempat perekonomian seperti toko, kios dan gudang tembakau.
Tetang tataguna lahan terlihat bahwa sebagian besar lahan didusun Platok dimanfaatkan sebagai kebun pisang dan pertanian jagung. Dan yangg lain ditanami jeruk, padi, dan buah naga.
                                   c.            Membuat  hubungan kelembagaan (diagram venn)
Diagram Venn merupakan teknik yang bermanfaat untuk melihat hubungan masyarakat dengan berbagai lembaga yang terdapat di desa (dan lingkungannya). Diagram venn memfasilitasi diskusi masyarakat untuk mengidentifikasi pihak-pihak apa berada di desa, serta menganalisa dan mengkaji perannya, kepentingannya untuk masyarakat dan manfaat untuk masyarakat. Lembaga yang dikaji meliputi lembaga-lembaga lokal, lembaga-lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga swasta (termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat). Diagram Venn bisa sangat umum atau topikal; mengenai lembaga-lembaga tertentu saja, misalnya yang kegiatannya berhubungan dengan agama, penyuluhan pertanian saja, kesehatan saja atau pengairan saja.
Tujuannya yaitu untuk melihat Pengaruh lembaga/ tokoh masyarakat  (stakeholders) yang ada di wilayah terhadap kehidupan dan persoalan warga masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan. Dan untuk melihat Tingkat kepedulian dan frekwensi lembaga/tokoh masyarakat dalam membantu memecahkan persoalan yang dihadapi oleh warga masyarakat. Berikut adala diagram venn yang terdapat di dusun Platok desa Montok:
Dari diagram venn diatas, terlihat bahwa masyarakat sangat mebutuhkan kelompok tani pisang, sebab mayoritas petani di dusun Platok memiliki kebun pisan, selain itu ada beberapa tempat perekonomian dan tempat sosial yang sangat menunjang bagi kesejahteraan masyarakat seperti dinas  peternakan dan  pertanian, kios, posyandu, bidan desa, tempat simpan pinjam, LSM dan pasar.
                                  d.            Membuat diagram alur
Diagram Alur menggambarkan arus dan hubungan di antara semua pihak dan komoditas yang terlibat dalam suatu sistem.
Diagram ini dapat digunakan untuk menganalisa alur penyebaran keyakinan dan tata nilai keagamaan dalam masayarakat.
Tujuannya adalah:
a.       Menganalisa dan mengkaji suatu system.
b.      Menganalisa fungsi masing-masing pihak dalam system dan mencari hubungan antara pihak-pihak dalam sistem itu, termasuk bentuk-bentuk ketergantungan.
c.       Memberikan kesadaran kepada masyarakat dimana posisi mereka sekarang.

Dari gambar diagram alur dalam  kesehatan masyarakat dusun Platok desa Montok diatas diketahuhi bahwa masyarakat dalam menjaga kesehata melalui beberapa cara yaitu mulai dari dukun, jika tidak sebuh kemudia ke mantra (dokter desa), jika masih belum sembuh kemudian dirujuk ke puskesmas. Begitu juga pada ibu hamil, bailta dan anak-anak, mereka pergi ke posyandu ataupun ke bidan desan.
Beberapa masyarakat juga memanfaatkan obat-obatan tradisional untuk menjaga kesehatan kemudian jika belum sembuh mereka langsung ke mantri atau ke puskesmas terdekat.
                                   e.            Membuat kalender musim (seosonal calendar)
Seasonal calender adalah dua kata dalam bahasa Inggris yang masing-masing artinya sebagai berikut:  seasonal adalah jadwal permusim, sedangkan arti calendar adalah penanggalan.  Seasonal calendar adalah suatu tekhnik PRA yang dipergunakan untuk mengetahui kegiatan utama, masalah, dan kesempatan dalam siklus tahunan yang dituangkan dalam bentuk diagram.
Tujuan  kalender musim adalah:
1)      Mengetahui pola kehidupan masyarakat pada siklus musim tertentu.
2)      Mengidentifikasi siklus waktu sibuk dan  waktu luang masyarakat.
3)      Mengetahui siklus masalahan yang dihadapi masyarakat pada musim-musim tertentu.
4)      Mengetahui siklus peluang dan potensi yang ada pada musim-musim tertentu
Didusun Platok, bentuk kalender musim yaitu tetera dalam gambar dibawah ini:
Dari kalender musim diatas terlihat siklus atau musi tanam dan musim panen pertanian dan perkebunan masyarakat. Baik yang dilakukan tanaman yang ditanam dimusim kemarau seperti tembakau dan kacang ijo. Dan dilakukan dimusim penghujan seperti jagung, padi, pisang, jeruk, kacang ijo dan lain sebaginya.
Kegiatan atau musim panen tanaman juga beragam, seperti tanaman padi, jagung, kacang ijo dan tembakau selama empat bulan dari penanaman sudah bisa dipanen. Dan  ada juga yang memerlukan waktu yang cukup lama dan masa panennya juga tidak tentu seperti pisang dan jeruk.
                                    f.            Membuat pohon masalah
Teknik ini dapat dipakai dalam situasi yang berbeda, tapi yang lebih penting dari itu, teknik ini dapat digunakan terutama untuk menelusuri penyebab suatu masalah yang sebenarnya, yang kadang-kadang tidak bisa dilihat hanya dengan melihat secara sepintas.
Berikut merupakan pohon maslah dalam bidang keagamaan di Masjid Mabdaul Ihsan dusun Platok desa Montok:
Dari pohon masalah diatas terlihat baahwa inti masalah dalam bidang keagamaan adalah pengurus masjid Mabdaul Ihsan yang fakum sehingga menyebabkan masjid sepi. Hal itu disebab oleh beberapa faktor diantaranya karena adanya diskomunikasi atar penggurus masjid karena kurangnya komunikasi dan perbedaan pandangan, kurangnya kesadaran masyarakat, kesibukan pribadi sehingga menyebabkan kurangnya waktu luang untuk pergi kemasjid, dan lain sebagainya.
4.      Informasi Penting  ( Masalah dan Potensi )
Setelah melakukan penelusuran dalam mengumpulkan informasi tentang dusun Platok desea Montok, terdapat beberapa informasi penting yang kami dapatkan berupa sejumlah potensi dan permaslahan yang terdapat di dusun Platok desa Montok sebagai berikut:
                                   a.            Potensi
1)      Hampir semua masyarakat dusun Platok desa Montok memiliki hewan ternak seperti sapi, kambing, ayam petelur, ayam kampung dan itik. Hewan-hewan ternak tersebut  menghasilkan pupuk kandang yang sangat bermanfaat seperti dapat dijadikan pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan lain sebgainya.
2)      Terdapat sumber mata air yang sangat baik, penggunaan sumur bor sebagai saluran irigasi sangat membantu petani untuk mengairi ladangnya.
3)      Tanah cukup subur, sehingga dapat ditanami berbagai jenis vegetatifseperti jagung, jeruk, padi,mangga, pisang dan lain segainya. Apalagi akhir-akhir ini petani sudah memprioritaskan tanaman pisang yang memiliki nilai jual yang tinggi dalam meningkatkan aset perekonomian masyarakat.
                                   b.            Masalah
Dari berbagai potensi diatas, di dusun Platok juga terdapat beberapa masalah sebagai berikut:
1)      Luapan air sumur bor masih tidak berdaya guna karena hanya mengalir ke selokan.
2)      Petani bulum bisa melihat untung rugi dalam tata guna lahan, seperti masih tetap menanam tembakau pada musim kemarau meski cuaca kurang baik dan harga rendah, dan lain sebagainya.
3)      Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memakmurkan masjid. Misalnya masjid sepi, tidak ada yang adzan pada waktu tertentu terutama pada waktu dzuhur.
4)      Sungai yang awalnya dijadikan saluran irigasi sekarang menjadi kering.
5)      Masyarakat belum dapat mengelola hasil pertaniannya dengan baik. Yaitu ketika panen mereka langsung menjualnya ke pengepul atau pasar.



BAB III
PERENCANAAN KEBUTUHAN

A      Alur Kegiatan  Dari Awal Hingga Akhir
Sebelum kami diterjunkan ke lokasi untuk melaksanakan kegiatan Kuiah Pengabdian kepada Masyarakat (KPM), pada tanggal 13 hingga 14  November 2013 kami menerima pembekalan dari pihak P3M  dan fasilitator, sebab salah satu kunci keberhasilan KPM adalah dalam memahami dan  menyerap materi pembekalan sebab hal itu merupakan modal awal bagi kami untuk melakukan  kegiatan Kuiah Pengabdian kepada Masyarakat (KPM) yang bersifat PAR dan PRA. Sehingga dengan modal pembekalan tersebut kami dapat mengetahui apa yang harus kami lakukan sesampainya dilokasi yaitu dusun Platok desa Montok .
Pada tanggal 18 November 2013, kami melakukan upacara pelepasan yang ditempatkan di ruang auditorium STAIN Pamekasan dan kemudian dilanjutkan pemasrahan dikecamatan Larangan. Setelah itu kami langsung menuju kedesa Montok.
Pada sepuluh hari pertama di lokasi KPM, kami melakukan pendekatan kepada masyarakat dimulai dari yang paling dekat  hingga yang terjauh yang dapat kami jangkau. Untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat, kami banyak menampung , menyeleksi dan melakukan keinginan dan aspirasi masyarakat seperti mengajar di MI Nuruh Ihsan, mengajar ngaji di Masjid Mabdaul Ihsan, mengikuti tradisi masyarakat seperti tahlilan dan lain sebagainya. Selain untuk mendekatkan diri kepada masyarakat, hal itu kami lakukan sebagai upaya mengumpulkan informasi dan mengubah paradigma masyarakat terkait dengan model pelaksanaan Kuliah Pengabdian kepada Msyarakat (KPM) STAIN Pamekasan yang berbeda dengan  pelaksanaan KPM sebelumnya serta untuk mempengaruhi masyarakat untuk lebih mandiri, maju, dan terbebai dari segala bentik diskriminasi dan belenggu sosial yakni dengan cara banyak berdialog dan bermusyawarah dengan masyarakat.
Selain itu pada sepuluh hari pertama  untuk mengetahui kondisi dusun Platok desa Montok ada beberapa kegiatan yang kami lakukan  seperti melakukan observasi dan irteview, membuat maaping, melakukan trans sector, kalender musim, time line dan lain sebagainya.
Pada sepuluh hari kedua kami mulai menyusun perencanaan pelaksanaan posdaya Masjid. Yaitu pertama yang kami lakukan ialah banyak berkomunikasi dengan pengus Masjid  Mabdaul Ihsan dan tokoh masysarakat. Meski awalnya kami mulai putus asa sebab di Masjid tersebut terjadi konflik dalam kepengurusan. Namun karena dengan kerja keras dan kesabaran  seluruh anggota KPM dan didukung oleh masyarakat. Kami dalap mengumpulkan seluruh pengurus masji yang terdiri dari anggota remas dan takmir serta tokoh masyarat sehingga dari musyawarah tersebut dapat terbentuk program  posdaya yang akan kami jalankan.
Kemudia sepuluh hari terakhir kami  memulai melaksanakan program posdaya yang telah kami bentuk bersama masyarakat dan mempersiapkan acara perpisahan Kuliah Pengabdian kepada Msyarakat (KPM) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan.
Adapun  alur  pelaksanaan KPM di dusun Platok desa Montok sebagai berikut:
B       Bentuk Dan Jenis Kegiatan Posdaya Masjid
Kegiatan pokok peserta dilakukan berdasarkan daur metodologi PAR (Participatory Action Research) yang didukung dengan teknik  PRA (Participatory Rural Appraisal) melalui tahapan sebagai berikut:
1.        Melakukan pemetaan (mapping)
Yaitu kegiatan untuk mendapatkan gambaran kondisi Wilayah dusun Platok desa Montok kecamatan pamekasan, kami  melakukan transek yaitu penelusuran desa dengan berjalan mengikuti arus jalan dari sudut ke sudut yang lain. Teknik ini untuk melihat secara nyata keadaan desa atau wilayah. Seperti halnya keadaan lahan,jenis tanaman,pemukiman,danlain-lain
2.        Melakukan penelusuran wilayah (trans-sector);
Transek (Penelusuran Desa) merupakan teknik untuk memfasilitasi masyarakat dalam pengamatan langsung lingkungan dan keadaan sumber-sumberdaya dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati.
Jenis-jenis transek meliputi ‘Transek sumber daya desa umum’, Transek sumber daya alam’, Transek Topik Tertentu’, misalnya “transek mengamati Kesehatan masyarakat atautransek pengelolaan lingkungan.
Penelusuran wilayah bertujuan untuk memperoleh gambaran keadaan sumber daya alam masyarakat beserta masalah-masalah, perubahan-perubahan keadaan dan potensi-potensi yang ada.
3.        Membuat Hubungan Kelembagaan (venn diagram);
Setelah menelusuri keadaan wilayah dusun Platok dengan menganalisa perannya, kepentingannya dan manfaatnya untuk masayarakat dusun Platok,maka dapat di identifikasi tentang tokoh-tokoh yang mempunyai pengaruh terhadap masyarakat setempat.
4.        Membuat Kalender Musim (seasonal calender);
Pembuatan kalender musim adalah untuk melihat pola hidup masyarakat pada musim tertentu, mencari siklus peluang dan potensi serta permasalahan yang terjadi pada masyarakat dusun Platok desa Montok.
5.          Melakukan penelusuran sejarah komunitas (time line)
Time Line merupakan penelusuran alur sejarah masyarakat Desa Bungbaruh, dengan menggali kejadian maupun peristiwa penting yang pernah terjadi beserta dampak dari peristiwa tersebut pada alur atau waktu tertentu.
6.        Membuat  diagram alur;
Diagram digunakan untuk menganalisa alur penyebaran keyakinan dan tata nilai keagamaan dalam masyarakat. Tujuannya adalah 1). Menganalisa dan mengkaji suatu system. 2). Menganalisa fungsi masing-masing pihak dalam system dan mencari hubungan antara pihak-pihak dalam sistem itu, termasuk bentuk-bentuk ketergantungan. 3) Membangun kesadaran bersamamengenaiposisi komunitasdalamalur system.
7.        Membuat pohon masalah.
Teknik ini kami gunakan untuk menelusuri penyebab suatu masalah yang sebenarnya, yaitu permasalahan yang terjadi dalam suatu komunitasdan   perlu dianalisis bersama komunitas, komunitas yang kami maksud adalah masyarakat dusun Platok desa Montok.
8.          Membuat bagan peringkat (matrix ranking);
Matrix rangkking adalah teknnik untuk melihat prioritas maslah yang dimilki masyarakat atau komunitas.
Setelah kami mengetahui permalasalahan utama yang perlu tangani, kami melakukan musyawararah dengan masyarakat untuk mencari jalan keluar. Dari musyawarah tersebut kemudian kami melakukan perencanaan dan aksi atau pelaksanaan. Yaitu berupa pelaksanaan program posdaya masjid.
C      Proses Yang Dijalankan
Sebelum melakukan kegiatan aksi pembuatan posdaya, kami perlu mengadakan identifikasi masalah yang terdapat dalam suatu komunitas. Berikut adalah teknik yang kami lakukan sebagai berikut:
1.      Membuat Bagan Pengelompokan Masalah
Terdapat beberapa permasalahan di dusun Platok desa montok yang terangkum dalam bagan pengelompokan masalah sebagai berikut:

No
Jenis Masalah
Aspek
Indikator
1
Keagamaan
·          Kondisi tempat ibadah
·         Masjid sepi
·         Tidak ada yang adzan tereutama dzuhur dan asar.
·         Program tidak berjalan.
·         Masjid kurang terawat.
·         Kondisi Kepengurusan  Masjid
·         Pengurus fakum
·         Diskomunikasi dan konflik  antar pengurus.
·         Keadaan pengurus remaja masjid yang  sudah berusia rata-rata 30 tahun keatas dan banyak yang berkeluarga.
·         Takmir terlalu otoriter.
·         Kondisi Masyarakat sekitar Masjid
·         Mengutamakan kepentingan pribadi.
·         Mengutamakan urusan ekonomi.
·         Kesadaran masyarakan kuurang.
·         Individualisme golongan manula ( tariqah/menyendiri).
2
Ekonomi
·         Kondisi perekonomian
·         Pasar terlalu jauh
·         Petani rugi ( biaya operasional lebih tinggi daripada hasil) seperti jagung dan tembakau.
·         Kesulitan modal usaha.
·         Kondisi masyarakat
·         Sebagian masyarakat tidak dapat mengelola lahan dengan baik.
·         Tidak dapat membaca peluang.

Pendidikan
·         Kondisi institusi pendidikan
·         Tidak terdapat institusi formal .

·         Kondissi Masyarakat
·         Kurangnya minat masyarakat terhadap pendidikan agama seperti pada madrasah diniyah (MD).



2.      Membuat Bagan Analisis Sebab Akibat
No
Aspek
Penyebab
Akibat
1
Keagamaan
Diskomunikasi pengurus masjid
·         Program tidak berjalan
·         Pengurus fakum
·         Kurangnya komunikasi antar pengurus.
Pemimpin otoriter
·         Kurang komunikasi dan musyawarah.
·         Pengurus malas
Kesadaran masyarakat kurang
·         Masjid sepi
·         Tidak ada yang adzan
·         Masjid tidak terurus
·         Jamaah sedikit
2
Ekonomi
Harga pangan rendah
·         Petani  rugi
Kesulitan modal usaha
·         Usahan masyarakat tidak berkembang
Kurangnya bantuan pemerintah
·         Biaya operasional meningkat (Air beli, pupuk mahal, dll)
3
Pendidikan
Kurangnya minat masyarakat
·         Siswa Madrasah Diniyah menurun.
Kurangnya bantuan pemerintah (terutama pada lembaga pendidikan swasta, MD, Mushallah, dll)
·         Kurangnya sarana dan prasaranan pendidikan.
·         Lembaga pendidikan kurang terawat.
·         Tidak terdapat institusi pendidikan formal.





3.      Membuat Matrik Rangking
No
Aspek Masalah
Aspirator
Jumlah
1
Keagamaan
ü  Daholi
ü  Sutresno
ü  Pak Tono
ü  Supriyadi
ü  K. Sahar
ü  K. Ridha
ü  Pak Haris
ü  K. Romzi
ü  Muzammil






 9 Orang
2
Ekonomi
ü  Pak Uuk
ü  Imam
ü  Tupra’i
ü  Mukramim
ü  Wahid Hasyim
ü  Ust. Mudarris
 6 Orang
3
Pendidikan
ü  K. Mutammim
ü  Fauzan
ü  Mislah
3 Orang
Dari matrik rangking diatas, diketahui bahwa yang menjadi prioritas masalah adalah pada bidang keagamaan, yaitu dari 18 narasuber yang hadir, sembilan orang yang memilih dan memaparkan permasalahan dibidang keagamaan. Sehingga dari jumlah tersebut permasalahan utama yang perlu dianalisis dan penyelesaian adalah keagamaan.
4.      Membuat Matrik Penyelesaian Masalah
No
Aspek
Masalah yang dikaji
Hal yang dilakukan
Sasaran
Indikator keberhasilan
1
Keagamaan
Diskomunikasi pengurus
·         Pendekatan personalia
·         musyawatarah
Anggota Takmir dan Remas
·         Terjalin komunikasi
·         Kekompakan antar pengurus


Masjid sepi
·         Musyawarah

Pengurus masjid dan masyarakat
·         Kesadaran pengurus danmasyarakat meningkat
·         Masjid makmur


Pengurus Masjid Fakum
·         Pendekatan personalia.
·         Musyawarah.
·         Regerasi rema
·         Pembentukan BAZIZ
·         Pembuatan kolam lele
Pengurus masjid (Takmir dan Ramas)
·     Keaktifan pengurus meningkat.
·     Program berjalan.
·     Pembentukan program jangka panjang
·     Meningkatkan minat mmasyarakat.
·     Kesejahteraan masjid dan masyarakat.

D     
Tabel rencana program kerja kerja yang akan kami jalankan dalam pelaksanaan posdaya sebagai berikut:
Tabel Rencana Program Kerja, Kegiatan Dan Potensi Keberlanjutan Dalam Kerangka Posdaya Masjid
No
Nama kegiatan
Waktu
Tujuan
Sasaran
Proses
1
Musyawarah
Pembentukan Posdaya
06/12/2013
Kesepakatan
Pembentukan program posdaya
Remaja masjid dan masyarakat
Diskusi bersama pengurus Masjid Mabdaul Ihsan dan Masyarakat
2
Musyawarah lanjutan bersama Remas
08/12/2013
Meningkatkan
Keaktifan Pengurus Masjid
Anggota Remas
·    Konsultasi perekrutan Remas
·    Konsultasi pembentukan Amil Zakat
3
Penyuluhan peberntukan amil zakat
10/12/2013
Membentuk pengurus amil zakat
Anggota Remas
Pemberian materi tentan amil zakat
4
Musyawarah pembuatan lolam lele
11-13
/12/2013
Persiapan pembuatan kolam lele
Pengurus masjid, masyarakat dan kepala desa
·         Persiapan kebutuhan/ peralatan membuat kolam
·         Persiapan pelaksanaan.
5
Pembuatan kolam lele
14-16 /12/2013
Pembuatan kolam lele
Pengurus masjid, masyarakat dan kepala desa
·         Menggali lubang tempat kolam lele
·         Membuat kolam.
·         Menaruh bibit lele
6
Pengawasan pelaksanaan program
17-28
/02/2014 (Panenlele)
Melihat perkembangan program Posadaya (kolam lele)
Mahasiswa KPM
·         Pemantauan tuap minggu.
·         Evaluasi





BAB IV
KEGIATAN AKSI

A      Kegiatan Pembetukan Pengurus Dan Kegiatan Posdaya Masjid Secara Gotong Royong Dan Partisipatif
Kegiatan ini kami lakukan melalui musyawarah dan komunikasi bersama pengurus Mabdaul Ihsan dan masyarakat serta tokoh masyarakat. Adapun bentuk kegiatan posdaya Masjid yang kami lakukan sebagai berikut:
1.      Penyegaran anggota Remaja Masjid Mabdaul Ihsan
Penyegaran pengurus Remaja Masjid merupakan permintaan pengurus masjid (Takmir dan Remas) dikarenakan kondisi pengurus remas saat ini sudah berusia rata-rata 40 hingga 50 tahun dan memiliki kesibukan keluarga sehingga tidak dapat memekasimalkan kinerjanya dalam melaksanakan program yang telah ada seperi khatmil al-Qur’an tiap malam jum’at manis dan lain sebagainya. Sehingga kami ditantang untuk dapat mengimpulkan pemuda sekitar Masjid Mabdaul Ihsan untuk dijadikan anggota Remas yang baru.
Hal ini merupakan tantangan yang cukup berat bagi kami karena anggota remas yang lama juga pernah berkali-kali mengupayakan regenerasi Remas namun hasilnya gagal. Mereka hanya dapat mendata dan membentuk struktur naman lama kelamaan sedikit demi sedikit anggota Remas yang baru berhenti karena banyak hal seperti kepentingan sekolah, kuliah keluar kota, pekerjaan, dan lan sebagainya.
Oleh karena itu seluruh peserta KPM bersama pengurus remas yang ada berupaya untuk mengajak pemuda sekitar masjid untuk masuk menjadi anggota Remas. Selama lima hari kami melakukan pendekatan kepada mpara pemuda sekitar masjid baik dengan mengajak bermain fudsal, play station dan memancing, hanya tiga orang yang dapat kami ajak. Dan pemuda yang lain kebanyakan menolak sebab mereka lebih mengutamakan kepentingan mereka sendiri seperti malam mingguan, nongkrong, kursus dan lain sebagainya sehingga kami kesulitan untuk mengajak mereka.[14]

Gambar pendekatan personalia dalam mengajak pemuda dusun Platok menjadi Remaja Masjid baik
Setelah kami komunikasikan dengan ketua remas dan sekretaris Remas Mabdaul Ihsan, mereka sepakat agar pembentukan pengurus Remas yang baru dilakukan oleh Remas yang lama, sebmab menurut Supriyadi untuk dapat mempengaruhi dan mengajak mereka untuk bergabung menjadi anggota remas memerlukan waktu yang agak lama dan dilakukan secara perlahan, seperti ketika pelaksanaan maulid nabi perlu melibatkan mereka ( pemuda sekitar masjid) untuk menjadi panitia minimal sebagai pemencar undangan.[15]
Oleh karena itu kami hanya berhasil memasukkan dua orang untuk menjadi anggora Remas yaitu Gusti dan Rifki yang rumahnya berada tidak jauh dari Masjid Mabdaul Ihsan
Adapun strutur Remaja Masjid Mabdaul Ihsan yang telah ada sebagai berikut:
SUSUNAN PENGURUS REMAJA MASJID
 MABDAUL IHSAN
PERIODE 2008-2013

Ketua                              :           Drs. Supartono
Wakil Ketua                    :           Mudarris, S.Ag
Seketaris I                       :           H a r i s, S. Pd
Seketaris II                      :          H. Habibullah
Bendahara I                    :           Subyadi, S.Pd
Bendahara II                   :           Susanto, S.Pd

SEKSI - SEKSI :

1. Keagamaan                 :           - K. Romzi
                                                   - K. Suhaidi
2. Pendidikan                  :           - Mukram
                                                   -  Imam
3. Humas                        :           - Sudiarto
                                       :           - Tupra’i
4. Usaha                         :           - Muzammil
                                                   - Burawi
                                                  

Pamekasan, 12 April 2008
                                                                                          Ketua Remas

                                                                                                                  Drs. Supartono
           

Gambar susunan pengurus Remaja Masjid Mabdaul Ihsan
Anggota Tambahan
DAFTAR ANGGOTA REMAJA MASJID
 MABDAUL IHSAN
Periode 2013 – 2018
 1.  K. Mutammim                                                                  16. Subairi
 2.  H. Yanto                                                                             17. Suharyanto
 3.  Baisuni                                                                                18. M. Dayat Taufik
 4.  Kusyairi                                                                              19. Zainol
 5.  M. Toha                                                                              20. Suwarno
 6.  Ahmad Daholi                                                                   21. Badrut Tamam
 7.  Sutrisno                                                                               22. Mislah
 8.  Abd Syukur                                                                        23. Asnawi
 9.  Heri                                                                                      24. Agus Sucipto Nafik
10. Hafur Wahid                                                                     25. Azis
11. Abu Bahar                                                                         26. Khairul In’am
12. Imam Sucipto                                                                   27. Taufikurrahman
13. Wahdiyanto                                                                       28. Agus Darwanto 
14. Syawal                                                                                29. Nurhafidi
15. Sarbini                                                                                 30. Latif
                                                                                                    31. Gusti
                                                                                                    32. Alif
                                                                                                    33. Uuk

                                                                                               
                                                                                                 Pamekasan, 12 April 2013
                                                                                                 Ketua Remas


                                                                                                Drs. Supartono

Gambar Daftar anggota Remaja Masjid Mabdaul Ihsan
2.      Pembentukan Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah (BAZIS)
Dari hasil musyawarah, bahwasanya masyarakat menginginkan adanya pengurusBadan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah (BAZIS) yang akan mengurusi masalah Zakat yang ada dimmasyarakat, sebab di desa Montok belum ada lembaga Amil Zakat sehingga masyarakat bingung untuk menyalurkan zakat mereka terutama zakat mal yang kebanyakan masyarakat belum begitu mengerti dan faham. Dalam musyawarah tersebut terdapat kesepakan bahwa pengurus BAZIS adalah remaja masjid yang yang baru. Karena adanya kendala dalam peremajaan atau pembaharuan  Remaja Masjid Mabdaul Ihsan, sehingga untuk membentuk Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah (BAZIS) – setelah kami melakukan muswarah lanjutan dengan ketua remas dan skretaris – mereka sepakat membentuk  penguru BAZIZ ketika hendak memasuki bulan Ramadhan.
Dalam kegiatan ini, yang dapat kami lakukan hanya memberikan penyuluhan tentang kegiatan amil zakat yang telah berjalan dimasji Riiadlu Mustaqiym Larang Luar. Bagaimana mengumpulkan zakat,  pembuatan proposal, administrasi, dan sebagainya.
Gambar penyuluhan amil zakat yang dlakukan oleh peserta KPM kepada pengurus Remaja Masjid Mabdaul Ihsan.
3.      Pembuatan  kolam  lele
Dari hasil musyawah tanggal  06 Desember 2013 yang kami lakukan bersama pengurus Masjid Mabdaul Ihsan dan masyarakat, menghasilkan kesepakatan bahwa pengurus masjid dan masyarakat sekitar  Masjid Mabdaul Ihsan secara gotong royong akan membuat Kolam Lele sebagai tempet budi daya lele dumbo. Hal ini salah satunya bertujuan untuk  pengaktifan pengurus Masjid Mabdaul Ihsan, menambah pemasukan kas masjid, sebab pengurus pengurus Masjid Mabdaul Ihsan belakangan telah mulai fakum dan pemasukan kas masjid hanya berasal dari  kotak amal dan bisnis kulit sapi ketika ada acara kurban.[16] Oleh karena itu mereka berinisiatif untu membuat lahan usaha yang potensial sehingga dapat meningkatkan keatifan pengurus masjid dan menambah pemasukan kas masjid. Oleh karena itu kami beserta masyarakat membuat kolam lele secara swadaya, dan kepengurusan kolam lele tersebut diserahkan kepada anggota Remas yang ada.
Adapun bentuk kolam lele yang telah kami buat secara swadaya sebagai berikut:
Gambar Proses pembuatan kolam lele dengan melibatkan partisipasi masyarakat
Gambar kolam lele yang telah selesai



Adapun bentuk struktur kepengurusan kolam lele sebagai berikut:
SUSUNAN PENGURUS BUDIDAYA LELE DUMBO
 (POSADAYA MASJID)
 MABDAUL IHSAN


Ketua                              :           Drs. Supartono
Wakil Ketua                    :           Mudarris, S.Ag
Seketaris                         :           H a r i s, S. Pd
Bendahara                      :           Subyadi, S.Pd

Kordinator

1. Usaha dan Perawatan  :           Suhar
2. Kebersihan                 :           Daholi          
3. perlengkapan              :           Fauzi
                                                  
Anggota
1.      Alif
2.      Uuk
3.      Gusti

Supervisor 
      Mahasiswa KPM STAIN Pamekasan 2013

Pamekasan, 07 Desember 20013                                                                                     Ketua Posdaya


Drs. Supartono
Gambar struktur kepengurusan budidaya lele dumbo Masjid Mabdaul Ihsan dusun Platok desa Montok
B       Kegiatan Pembinaan Posdaya Masjid.
Dalam pembianaaan posdaya  Masjid yang kami lakukan yaitu kami mendatangkan nara sumber baik dalam bentuk pembinaan pengurus Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah (BAZIS)  dan pembinaan dalam pembuatan dan perawatan kolam lele.
Nara sumber dalam pembinaan  Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah (BAZIS)   yaitu dari peserta KPM sendiri yaitu Farhan Hidayat sebab beliau merupakan sekretaris amil zakat di Masjid Riadlu Mustaqiem Larangan Luar. Pembinaan yang dilakuakan berupa sistematika pelaksanaan, baik administrasi dan prosedur yang selanjutnya mengenai ketentuan pemumutan zakat dan shadaqah dipasrahkan kepada ketua takmir dan pengasuh Masjid Mabdaul Ihsan pada waktu pelaksanaan amil zakat pada bulan puasa. Sebab  K.H Junaidi selaku ketua takmir dan K. Ali Ridha selaku pengasuh masjid dalam struktur organisasi sebagai penasehat yang memiliki kapasitas yang tinggi dan dikenal sebagai alim dalam ilmu fiqh.[17]
Pembinaan pada budi daya lele dumbo kami mendatangkan fasilitator yang telah sukses membudidayakan  lele dumbo yaitu bapak Wasit. Beliau bertindak sebagai teknisi dalam pembuatan kolam lele sekaligus memberikan materi bagaiman cara memelihara lele dumbo dengan baik.[18]
Pembinaan tersebut diberikan kepada sebagian anggota remas yang akan melaksanakan program posdaya baik sebagai  pengurus Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (BAZIS)    dan pengurus kolam lele.
C      Kegiatan Pengembangan Posdaya
Sebagaimana yang telah kami paparkan diatas, bahwasanya jenis posda Masjid yang kami jalankan di Masji Mabdaul Ihsan dusun Platok desa Montok yaitu; 1) Regenerasi atau pembaharuan pengurus Remas. 2) pembentukan Badan Amil Zakat,Infaq dan Shadaqah (BAZIS)  . 2) pembuatan kolam  lele.
Dalam pelaksanaan posdaya tersebut yang kami lakukan hanya bertindak sebagai fasilitator dan  motivator, yakni bertindak dalam memotivasi masyarakat agar berfikiran maju dan mampu memanfaatkan segala potensi yang ada khususnya di dusun Platok desa Montok sehingga mampu dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan taraf  hidup masyarakat. Selain membeririak dorongan kepada masyarakat agar lebih maju, kami juga memfasilitasi pelaksanaan posdaya dengan mendatangkan narasumber sebagai upaya untuk mendukung kesuksesan posdaya.
Selanjutnya kami bentuk kordinator  dan anggotanya dalam bentuk struktur pengurus posdaya yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan posdaya kedepan. Sehingga dalam pelaksanaannya, mahasiswa KPM STAIN Pamekasan hanya dapat memantau perkembangan posdaya selama masih berada dilokasi yaitu dusun Platok desa Montok yang selanjutnya kami pasrahkan kepada para pengurus dan masyarakat untuk melanjutkan dalam merawat dan mengembangkan posdaya agar lebih baik.
Sebab jika melihat potensi yang ada dalam pembentukan dan pelaksanaan tersebut kami nilai dapat memberi dampak positif bagi  komunitas keci yaitu pengurus dan masyarakat sekitar Masjid Mabdaul Ihsan  dan kemunitas besar yaitu masyarakat dusun Platok secara khusus dan masyarakat Montok pada umumnya.
Potensi dan manfaat yang kami lihat yaitu diantaranya; 1)  dapat meningkatkan keaktifan pengurus masjid yang mulai fakum. 2) dapat menambah pemasukan kas masjid. 3) jika posdaya ini berhasil, paling tidak dapat mempengaruhi masyarakat agar dapat meniru kegiatan yang telah dilakukan seperti kolam lele untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengubah pola pemikiran masyarakat agar dapat mengoptimalkan potensi yang ada disekitarnya. Sebab dengan adanya posdaya masjid tersebut, dapat menjadi model atau percontohan dalam lingkup kecill yaitu berbagai kegiatan dan usaha dari komunitas kecil (berupa posdaya yang dilakukan oleh pengurus Masjid) apalagi berhasil dan memiliki prospek perekonomian yang tinggi, dapat menjadi acuan agar dapat ditiru oleh masyarakat pada umumnya. Seperti misalnya pada musim tembakau , mayoritas masyarakat biasanya menanam tembakau, jika harga tembakau rendah paling tidak  mereka dapat mencari alternatif lain untuk tetap meningkatkan perekonomiannya seperti budi daya lele, dan lain sebagainya.



BAB V
TEMUAN-TEMUAN

A.    Tradisi Dan Kearifan Lokal Masyarakat Dan Jamaah Posdaya
Dusun Platok desa Montok  memeiliki tradisi dan ciri khas yang unik. Masyarakat dusun Platok yang merupakan masyasarakat pedesaan yang masih kental dengan kultur gotong royong.  Budaya gotong royong masyarakat dusun Platok terlihat dalam bentuk kepedulian artar sesama. Ditambah lagi semua penduduknya yang beragama Islam memiliki kewajiban dan beban moral untuk saling membantu satu sama lain sesuai dengan ajaran Agama. Seperti tradisi masyarakat ketika ada orang yang meninggal,masyarakat secara berbondong-bondong  dengan penuh keikhlasan membantu dan mendatangi keluarga almarmum dengan tujuan membantu dan meringankan beban keluarga almarhum dan orang yang meninggal di alam kubur, yaitu mulai dari perawatan janazah, melakukan tahlitan selama tujuh hari, empat puluh hari, seratus hari, dan haul ketika sudah mencapai seratus tahun wafatnya seseorang.
Selain itu di dusun Platok dalam meningkatkan hubungan silaturahim antar masyarakat, disana banyak terbentuk perkumpulan baik dalam bentuk arisan, pengajian atau lebing dekenal dengan sebutan kambratatau kolomanbaik yang diikuti oleh kaum laki-laki dan kaum perempuan.
Masyarakat dusun Platok desa Montok juga masih peduli dan senantiasa melestarikan kesenian lokal seperti kleningan yang sudah punah dibeberapa wilayah.
B.     Analisis Toritis Potensi Program Kerja, Jenis, Dan Bentuk Kegiatan Posdaya Masjid
Program posdaya yang kami buat dan kami lakukan di Masjid Mabdaul Ihsan dusun Platok desa Montok berupa penyegaran atau regenerasi pengurus remaja masjid , penyuluhan pembentukan panitia Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah (BAZIS) dan pembuatan kolam lele sebagai tempat pembudidayaan lele dumbo secara empirik sangat menguntungkan  untuk meningkatkan kemakmuran masjid terutama dalam peningkatan keaktifan dan perekonomian masjid Mabdaul Ihsan dan masyarakat. Sebab dengan adanya posdaya tersebut sangat berpeluang dalam meningkatkan pundi-pundi pemasukan kas masjid dan dari itu diharapkan dapat memotivasi pengurus Masjid Mabdaul Ihsan yang telah fakum untuk semakin aktif mengurusi Masjid.
Kegiatan posdaya yang kami lakukan  baik dalam penyegaran Remaja Masjid, pembentukan BAZIS, dan pembuatan kolam lele adalah berupa pemberian motivasi dan penyuluhan dengan mendatangkan tim ahli ataau narasumber yang deberikan kepada pengurus masjid khusnya anggota Remas dan masyarakat. Adalah upaya kami dalam meningkatkan sumberdaya mausia agar dapat meninngkatkan kinerjanya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai dengan  yang dikemukakan oleh Ainur Rahman Hidayat bahwa peningkatan kualitas manusia sebagai sumber daya pembangunan merupakan prasyarat utama dalam memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat.Dalam meningkatkan pembangunan ekonomi yang akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi juga perlu melibatkan partisipasi masyarakat agar pembangunan seimbang dan mencapai sasaran.[19]
Selain dalam bentuk penyuluhan dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDA), kami juga banyak melibatkan partisipasi masyarakkat daloam pelaksanaan posdaya seperti pembuatan kolam lele. Masyarakat kami ajak secara gotong royong dalam pembuatan kolam lele, agar selain mereka mengetahui ilmunya yang telah didapat melalui penyuluhan, mereka juga dapa mengaplikasikan atau mempraktekkan keilmuannya ttersebut dalam bentuk kkerja nyata sehingga akhirnya mereka mampu membuat, mengelola dan mengembangkan posdaya atau usaha secara mandiri kedepan.
Selain itu, agar mereka (komunitas posdaya) mampu menularkan ilmunya kepada masyarakat secara umum dan  mereka dapat mengubah cara pandang masyarakat sehingga masyarakat  mengembangkan diriny dan dapat meningkatkan kualitas kehidupannya menjadi lebih baik.



BAB VI
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Pelaksanaan Kuliah Pengabdian kepada Masyarakat (KPM) yang menggunakan  metodologi PAR (Partisipation Action Risearch) dan PRA ( Partisipations Rulal Aprasial) berbasis Posdaya Masjid yang kami lakukan didusun Platok desa Montok melalui beberapa tahapan yaitu penjajakan, perencanaan kebutuhan Posdaya Masjid dan pelaksaksanaan serta pemantauan Posdaya Masjid.
Penjajakan tersebut kami lakukan sebagai upaya untuk mengetahui kodisi real suatu wilayah atau kominitas, setelah kami melakukan penjajakan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, kami langsung mengumpulkan masyarakat terutama pengurus Masjid Mabdaul Ihsan dan tokoh masyarakat di dusun Platrok desa Montok untuk memperoleh  kesepakatan  bentuk pelaksanaan Posdaya yang akan kami lakukan dengan melihat berbagai potensi dan permasalah yang membutuhkan penangan.
Setelah  membuat program Posdaya, kami beserta masyarakat secara bersama-sama dan gotong royong membuat beberapa bentuk Posdaya sesuai dengan kesepakan musyawarah yaitu; 1).  Regenerasi pengurus Remas, 2). Pembentukan Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah. 3) Pembuatan kolam lele sebagai tempat budi daya lele dumbo.
Dalam  pelaksanaan program ini, kami sebagai mahasiswa KPM STAIN Pamekasan hanyak bertindak sebagai fasilitaor dan senantiasa memberikan motivasi, masukan dan arahan kepada masyarakat, serta senantiasa memantau perkembangan Posdaya yang telah dilakukan secara swadaya oleh masyarakat.
B.     Evaluasi Kegiatan
1.      Masyarakat
a.       Pelaksanaan KPM STAIN Pamekasan sebaiknya lebih menyeleruruh, jangan hanya difokuskan kepada Masjid sebab nantinya mahasiswa akan dihadapkan pada berbagai masalah yang begitu komplek ketika telah terjun dimasyarakat.
b.      Pelaksanaan KPM STAIN Pamekasan sangat baik, sebab programnya dapat membangun masyarakat berbeda dengan KKN dari Universitas lain yang hanya bisa mengecat balai, kerja bakti, membersihkan selokan.

2.      Fasilitator.
Mahasiswa  dalam KPM harus lebih mengikuti alur sesuai dengan keinginan masyarakat, jangan pernah menggurui masyarakat sebab masyarakatlah yang lebih tahu kondisi real dan masalah yang mereka hadapi.
3.      Mahasiswa.
a.       Selama melaksanakan KPM, masih ada beberapa orang yang masih individualistic.
b.      Berkat kerjasama yang baik dan kerja keras, pelaksanaan KPM dapat berjalan dengan baik. Krena dalam mengoptimalkan kinerja mahasiswa KPM, perlu adanya pesiapan yang matang dan manajemen yang baik serta kekompakan dari semua pihal yang terlibat.
C.    Rekomendasi Keberlanjutan Program Kerja
1.      Dalam pelasanaan KPM STAIN Pamekasan yang hanya satu bulan, dirasa terlalu singkat jika mewariskan program posdaya  seperti kolam lele sebagai tempat budidaya lele dumbo sehingga jika dihitung secara matematik, waktu pelaksanaan KPM  dinilai sangat kurang karena mahasiswa KPM hanya dapat menciptakan program dan pelaksanaannya tidak maksimal hingga diketahui hasilnya sehingga sangat perlu di tempatkan  KPM STAIN Pamekasan di desa Montok untuk melanjutkan program yang telah berjalan.
2.      Program posdaya yang telah berjalan di Masjid Mabdaul Ihsan dusun Platok desa Montok perlu ditingkatkan pada lingkum yang lebih besar. Seperti pembentukan panitia Amil Zakat jangan hanya berfokus di sekitar masjid Mabdaul Ihsan tapi  dapat lebih meluas ke satu desa atau satu abupaten. Dan dapat mengembangkan usaha lele dumbo menjadi lebih besar. Hal ini akan terlaksana jika dibarengi dengan semangat, kerja keras dan kerjasama pengurus masji dan masyarakat sehingga semua program bisa berjalan.



[1] Wahid Hasyim, Kepala Desa Montok, Wawancara Langsung ( 11-12-2013)
[2] Sahar, Tokoh Masyarakat, Wawancara Langsung ( 25 – 11 – 2013 )
[3] Hasyim, Tokoh Masyarakat, Wawancara Langsung, ( 23-11-2013)
[4] Sumi, Pekerja Wig, Wawancara Langsung (19-11-2013)
[5] Suddin, Pemilik Ayam Petelur, Wawancara Langsung ( 24-11-2013)
[6] Dafir, Pemilik Pabrik Emping, Wawancara Langsung ( 23 -11-2013)
[7] Nurhayati, warga, Wawancara Langsung ( 25 -11-2013)
[8] Dahri, Pekerja, Waeancara Langsung ( 20-11-2013)
[9] Masripah, Warga, Wawancara Langsung. (21-11-2013)
[10] Khaliq, Warga¸Wawancara Langsung (03-11-2013)
[11]Halik dan Saruji, Anggota Arisan Sapi, Wawancara Langsung ( 1 -12-2013)
[12]Saruji, Tokoh Masyarakat, Wawancara Langsung ( 22-11-2013)
[13]Wahid Hasyim, Kepala Desa Montok, Wawancara Langsung ( 11-12-2013)
[14] Gusti, Warga, Wawancara Langsung, ( 07-12-2013)
[15] Suyadi, Pengurus Remaja Masjid Mabdaul Ihsan,  Wawancara Langsung, ( 15-12-2013)
[16] Subyadi, Daholi, Haris, Pengurus Masjid Mabdaul Ihsan, Wawancara Lagsung ( 17-12-2013)
[17]Suyadi, Pengurus Remaja Masjid Mabdaul Ihsan,  Wawancara Langsung, ( 15-12-2013)
[18] Wasid , Teknisi Kolam Lele, Wawancara Langsung, (11-12-2013)
[19] Ainur Rahman Hidayat, Dkk,  Materi Pembekalan Kuliah Pengabdian Kedapa Masyarakat Prispektif Integrasi PAR dan Posdaya Masjid, (Yogyakartaa: Pustaka Nusantara, 2013) hlm. 130